
Dalam dunia sepak bola yang sering terlalu fokus sama superstar, kadang kita lupa bahwa ada pemain-pemain yang kerja dalam diam tapi tetap vital banget buat tim. Salah satunya? Benoît Costil.
Dia bukan kiper yang viral kayak Neuer, gak flashy kayak Donnarumma, apalagi hype kayak Maignan. Tapi lo kasih dia satu tim, satu musim, dan satu tanggung jawab, dia jalanin itu semua tanpa ribut, tanpa banyak salah. Ini adalah kisah tentang kiper Prancis yang underrated, tapi punya karier panjang dan dihormati banyak pelatih karena satu hal: konsistensi.
Awal Karier: Dari Caen ke Vannes, Lintasan yang Gak Instan
Benoît Costil lahir di Caen, Prancis, 3 Juli 1987. Mulai karier profesionalnya di SM Caen, tapi seperti banyak kiper muda lain, awalnya cuma jadi pelengkap skuad. Saingannya banyak, pengalaman belum cukup, dan posisi kiper itu emang cuma buat satu orang—jadi susah banget nembus.
Setelah beberapa musim tanpa banyak menit main, dia pindah ke Vannes OC, klub kecil di Ligue 2, tahun 2008. Dan di sinilah dia mulai dapat jam terbang. Costil main hampir semua pertandingan, dan nunjukin kalau dia bukan cuma “anak akademi” yang numpang lewat.
Dia jadi salah satu kiper muda terbaik di kasta kedua, dan tawaran dari klub-klub Ligue 1 pun mulai datang.
Stade Rennais: Tempat Nama Costil Mulai Dianggap Serius
Tahun 2011, Costil gabung ke Stade Rennais (Rennes). Di sinilah namanya mulai benar-benar diperhitungkan di kancah Ligue 1. Bukan karena dia tiba-tiba jadi highlight penyelamatan tiap pekan, tapi karena dia nyaris gak pernah bikin blunder.
Dalam 6 musim bareng Rennes, Costil main lebih dari 200 pertandingan, dan hampir selalu starter. Dia jadi kapten tim, pemimpin dari belakang, dan wajah yang selalu muncul waktu tim lagi butuh stabilitas.
Penting: dia jarang cedera, selalu fit, dan gak pernah bikin drama. Pelatih suka, rekan setim hormat, dan fans tahu—selama ada Costil di belakang, pertahanan masih punya harapan.
Bordeaux Era: Jadi Kiper Nomor Satu, Jadi Kapten, Jadi Tameng
Tahun 2017, Costil pindah ke Girondins de Bordeaux, salah satu klub bersejarah Prancis. Ekspektasinya tinggi: dia direkrut buat ngisi posisi kiper utama sekaligus jadi tokoh senior di ruang ganti.
Dan sekali lagi, dia jawab tantangan itu dengan tenang dan stabil. Costil langsung jadi starter, dan akhirnya diangkat jadi kapten tim. Nggak banyak kiper yang dapat ban kapten di liga-liga besar, tapi Costil dapet karena dia punya pengaruh, punya leadership, dan tahu kapan harus bersuara.
Masalahnya? Bordeaux waktu itu lagi berantakan. Klub krisis finansial, prestasi anjlok, dan performa tim naik-turun parah. Tapi Costil tetap profesional. Meskipun dia sering banget jadi “pemain terbaik Bordeaux” di musim yang kacau, dia gak pernah lempar handuk.
Dia bahkan bertahan di klub sampai Bordeaux degradasi dari Ligue 1 tahun 2022. Di usia 35, dia masih salah satu kiper paling stabil di liga, bahkan waktu rekan-rekannya udah mulai nyerah.
Penampilan di Timnas Prancis: Gak Banyak, Tapi Tetap Punya Cerita
Costil masuk radar Timnas Prancis sejak tahun 2014. Tapi sayangnya, dia main di era emas kiper Prancis—Hugo Lloris sebagai pilihan utama, dengan Steve Mandanda dan Mike Maignan jadi cadangan. Saingan berat, bro.
Tapi Costil tetap dipanggil berkali-kali buat isi skuad Les Bleus. Dia bahkan masuk ke skuad Euro 2016, di mana Prancis jadi runner-up. Meskipun cuma main 1-2 kali, keberadaan dia tetap dianggap penting—terutama buat suasana tim, latihan, dan back-up plan.
Debut resminya buat Prancis datang di laga persahabatan lawan Pantai Gading (2016), dan dia nggak kebobolan. Jadi ya, meskipun gak pernah jadi pilihan utama, Costil tetap punya cap sebagai international-level player.
Gaya Main: Kalem, Fungsional, dan Anti-Drama
Costil bukan kiper yang sering bikin highlight reels. Tapi kalau lo lihat dia tiap pekan, lo bakal sadar: dia jarang banget salah posisi, punya refleks bagus buat tembakan dekat, dan pinter baca arah serangan lawan.
Ciri khasnya:
- Gak neko-neko: gak over-dramatic, tapi efektif
- Distribusi oke: bisa bangun serangan dari bawah, tapi gak maksa
- Komunikatif: sebagai kapten, dia pinter ngatur posisi bek
- Mental kuat: walaupun timnya kebobolan banyak, dia gak drop
Dalam banyak pertandingan, lo bisa lihat dia berdiri tenang bahkan pas lawan PSG atau Marseille. Dia gak pernah kelihatan panik, dan itu bikin bek-bek di depannya juga tenang.
Pasca-Bordeaux: Masih Relevan Meski Usia Kepala Tiga
Setelah Bordeaux degradasi, Costil sempat gabung ke Auxerre (2022–23) dan LOSC Lille (2023–24) sebagai kiper cadangan. Di Auxerre, dia main cukup sering, tapi di Lille dia jadi mentor buat kiper muda dan backup emergency.
Usianya udah 36-37, tapi mentalitasnya tetap profesional. Banyak pemain seusianya udah main setengah hati, tapi Costil tetap latihan penuh, tetap siap kalau dibutuhkan, dan tetap nunjukin attitude positif.
Dan walaupun statusnya bukan bintang, banyak klub tetap percaya karena dia pengalaman panjang, minim drama, dan masih punya refleks bagus.
Kehidupan di Luar Lapangan: Sosok yang Adem & Respectful
Costil adalah contoh pemain yang gak doyan spotlight. Dia gak sering muncul di media, gak ribut di sosial media, dan gak pernah ada cerita soal skandal. Buat banyak pelatih, ini hal penting—lo bisa fokus ke bola, bukan ke ego pemain.
Dia juga dikenal dekat dengan komunitas lokal. Di Rennes dan Bordeaux, dia sering terlibat di acara amal dan bantu kampanye sosial. Dia bukan yang pamer-pamer, tapi tetap kasih dampak.
Dan ya, gaya rambut plus brewoknya juga jadi semacam identity point—fans tahu dia bahkan dari siluet doang.
Legacy: Bukan Legenda Nasional, Tapi Pahlawan di Klub
Oke, jujur—Costil gak akan masuk daftar “kiper legendaris Prancis.” Tapi lo tanya fans Rennes atau Bordeaux, dan banyak dari mereka bakal bilang: Costil adalah simbol kestabilan.
Dia jadi kiper nomor satu selama lebih dari satu dekade di dua klub berbeda, selalu kasih 100%, dan hampir gak pernah bikin keributan meskipun kondisi klub lagi kacau.
Dalam sepak bola modern, di mana pemain gampang banget pindah demi gaji atau spotlight, sosok kayak Costil adalah pengingat bahwa masih ada pemain yang main buat cinta dan tanggung jawab.
Penutup: Benoît Costil—Kiper Lowkey yang Selalu Siap di Garis Terakhir
Lo mungkin gak nemu video penyelamatan Costil di akun bola favorit lo. Tapi dia tetap ada, tetap relevan, dan tetap jadi pilihan pertama selama bertahun-tahun—karena dia ngerti cara main sebagai profesional.
Costil adalah definisi dari konsistensi over hype. Gak perlu selebrasi heboh, gak perlu angka fantastis—cukup main stabil tiap pekan, dan tim lo udah dapat fondasi yang aman di bawah mistar.
Dan itu kenapa, meskipun tanpa trofi besar atau status superstar, Benoît Costil tetap dapat tempat di hati fans sejati sepak bola.